RANGKUMAN MATERI : HOMO SAPIENS
Homo sapiens artinya 'manusia sempurna' baik dari segi fisik volume otak maupun postur badanya yang secara umum tidak jauh berbeda dengan manusia modern. Kadang-kadang homo sapiens juga di artikan dengan 'manusia pijak' karena telah lebih maju dalam berpikir dan menyiasati tantangan alam. Para ahli paleoanthropus dapat melukiskan perbedaan morfologis antara Homo sapiens dengan pendahuluannya, Homo erectus. rangka Homo sapiens kurang kekar posturnya di bandingkan Homo erectus.
Homo sapiens mempunyai kapasitas otak yang jauh lebih besar ( rata-rata 1400 CC ) , dengan atap tengkorak yang jauh lebih bundar dan lebih tinggi di bndingkan dengan Homo erectus yang mempunyai tengkorak panjang dan rendah, dengan kapasitas otak 1000 CC.
Beberapa
spesimen (penggolongan manusia) Homo
sapiens dapat di kelompokkan sebagai berikut.
Manusia
Wajak (Homo Wajakensis) merupakan
satu satunya temuan di Indonesia yang untuk sementara dapat disejajarkan
perkembangannya dengan manusia modern awal dari akhir masa Pleistosen. Pada
tahun 1889, manusia wajak ditemukan oleh B. D. Van Rietschoten di sebuah ceruk
di lereng pegunungan karst di barat laut Campurdarat dekat Tulungangung, Jawa
Timur. Temuan itu berupa tengkorak, taermasuk fragmen rahang bawah dan beberapa
ruas leher. Temuan wajak itu adalah Homo
Sapiens. Mukanya datar dan lebar, akar hidungnya lebar dan bagian mulutnya
menonjol sedikit. Dahinya agak miring dan diatas matanya ada busur kening nyata
dan volume otaknya sekitar 1.630 cc. Wajak kedua ditemukan oleh Eugene Dubois
pada tahun 1890, di tempat yang sama. Temuan itu berupa fragmen-fragmen tulamg
tengkorang, rahang atas dan rahang bawah, serta tulang paha dan tulang kering.
Dari tulang pahanya dapat diketahui bahwa tinggi tubuhnya sekitar 173 cm.
Dengan demikian dpat diakatakan
bahwa manusia wajak sudah termasuk Homo
Sapiens, jadi sangat berbeda ciri-cirinya dari Pithecanthropus. Manusia Wajak
memiliki ciri-ciri baik Mongoloid maupun Austromelanesoid. Diperkirakan dari
manusia wajak inilah sub-ras Melayu Indonesia dan turut pula berevolusi menjadi
ras Austromelanesoid sekarang. Temuan wajak menunjukkan pada kita bahwa sekitar
kurang lebih 40.000 tahun yang lalu Indonesia telah didiami oleh Homo Sapiens yang dianggap sebagai ras
tersendiri. Manusia wajak tidak berevolusi langsung dari Pithecanthropus,
tetapi mungkin tahapan Homo
neanderthalensis yang belum ditemukan
di Indonesia ataupun dari Homo neanderthalensis di tempat Pithecanthropus erectus ataupun satu
ras yang mungkin berevolusi kea rah Homo yang ditemukan di Indonesia. Manusia
wajak tidak hanya mendiami Keplauan Indonesia bagian Barat saja, tapi juga kepulauan
Indonesia bagian Timur.
Manusia Liang Bua
Pengumuman
tentang penemuan manusia Homo
Florensiensis pada tahun 2004 menggemparkan dunia ilmu pengetahuan.
Sisa-sisa manusia ditemukan di liang bua oleh Tim Peneliti Gabungan Indonesia
dan Australia. Sebuah gua permukuman di Flores. Liang Bua bila diartikan secara
harfiah merupakan sebuah gua yang dingin. Sebuah gua yang sangat lebar dan
tinggi dengan permukaan tanah yang datar, merupakan tempat bermukim yang nyaman
bagi manusia praaksara. Liang Bua merupakan sebuah temuan manusia modern awal
dari akhir masa Pleistosen di Indonesia yang menakjubkan yang diharapkan dapat
menjawab asal usul manusia di Kepulauan Indonesia.
Manusia
liang bua di temukan Oleh Mike J. Morwood dan Peter Brown bersama tim dari Pusat
Penelitian Arkeologi Nasional pada bulan September 2003 lalu. Temuan itu Kemudian
diberi nama Homo Florensiensis, sesuai
dengan tempat ditemukannya manusia liang bua. Pada penelitian yang diadakan
pada tahun 1950-an juga ditemukan fragmen tulang manusia liang bua, berbagai
alat serpih dan gerabah. Diperkirakan manusia Liang Bua merupakan situs
neolotik dan paleometalik. Manusia Liang Bua memiliki ciri tengkorak yang
panjang dan rendah, berukuran kecil dengan volume otak 380 cc. Kapasitas
kranial tersebut berada jauh di bawah Homo
erectus(1.000 cc), Homo sapiens(1.400 cc) bahkan jauh
dibawah volume otak simpanse(450 cc).
Dalam
pengamatan yang lebih mendalam terhadap manusia Flores tersebut ditemukan bahwa
adanya percampuran antara karakter Homo erectus dan Homo sapiens. Seluruh
karakter kranio-fasial dari manusia Liang Bua 1(LB1) dan manusia Liang Bua
6(LB6)menunjukkan dominasi arkaik yang sering di temukan pada Homo erectus, walaupun beberapa aspek modern dari Homo sapiens juga terlihat jelas. Namun demikian, karakter Homo sapiens dilihat sebagai tingkatan
evolusi dalam spesies ini. Bila dikaitkan dengan masa hidup manusia Liang Bua sekitar 18.000 tahun yang lalu,
maka LB1 dan LB6 seharusnya digolongkan dengan salah satu variasi Homo Sapiens.
Komentar
Posting Komentar